Minyak Oles Bokashi Jadi Tamu Terhormat Di Mancanegara
- Minyak Oles Bokashi
- 3 Jul 2021
- 2 menit membaca


Selain menjadi tuan rumah di negeri sendiri (Indonesia), Minyak Oles Bokashi juga sudah lama menjadi tamu terhormat di negara lain di dunia.
“Minyak Oles Bokashi sudah diproduksi dan dipasarkan sejak tahun 1997. Produk tersebut mendapat respon pemasaran yang sangat cepat dari masyarakat luas. Perizinan dari Industri Kecil Obat Tradisional Bokashi yang didapat tahun 1997 ditingkatkan menjadi Industri Obat Tradisional sejak 2002,” kata Direktur Utama PT Karya Pak Oles Group, Dr. Ir. Gede Ngurah Wididana, M. Agr di Denpasar.
Industri obat tradisional berlogo GNW itu, ujar pria yang lebih diakrabi Pak Oles tersebut, merupakan industri pertama yang mendapat sertikat Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB).
Industri ini sejak 23 tahun silam memproduksi jamu sediaan Cairan Obat Dalam, Cairan Obat Luar, Balsem, Krim, Kopi Bubuk, aroma terapi (Bokashi Care). Produk unggulan Industri Pak Oles adalah Minyak Oles Bokashi, karena kegunaannya yang multi fungsi dengan beragam khasiat.
Perusahaan tersebut menyediakan Minyak Oles Bokashi untuk obat luar dan Minyak Tetes Bokashi untuk obat dalam. Pemasaran Minyak Oles Bokashi terus meningkat, karena pemahaman konsumen akan penggunaan herbal dan jamu yang semakin meningkat di Indonesia dan dunia.
“Justru dengan adanya pandemi virus Covid-19 masyarakat semakin belajar untuk mengetahui khasiat herbal dan jamu untuk menjaga kesehatan. Herbal adalah istilah baru dari herb yang berarti tanaman liar, perdu, dan berkembang menjadi tanaman berkhasiat obat,” jelas Pak Oles yang memiliki koleksi ratusan tanaman obat di atas hamparan seluas 8 hektar di Desa Bengkel, Kabupaten Buleleng, Bali.
Istilah herbal berawal dari tahun 1990-an. Istilah jamu merupakan kekayaan budaya dari nusantara, yang digunakan untuk menjaga dan menyehatkan tubuh secara tradisional sejak zaman Kerajaan Kutai sekitar tahun 400 Masehi.
Hal itu juga terpahat di dinding Candi Borobudur pada tahun 750 Masehi. Jadi istilah atau budaya jamu jauh lebih tua daripada istilah herbal. Jamu memiliki kekayaan budaya pengobatan yang lebih lama dan lengkap daripada herbal yang diusulkan masyarakat barat yakni Eropa dan Amerika.
Oleh karena itu, masyarakat Indonesia harus bangga dan menghargai produk jamu sebagai warisan budaya yang adiluhung tersebut. Dengan begitu, bisa berkontribusi bagi pembangunan bangsa dalam berbagai aspek kehidupan.
Jamu menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan tamu terhormat di negara lain. Kalimat ini jelas bermakna bahwa tamu yang datang ke Bali mencari jamu Bali, Minyak Oles Bokashi, dan membawanya sebagai oleh-oleh. Banyak tamu yang dengan senang hati siap menjadi reseller untuk dipasarkan di negaranya.
.
Source & Photo :
PakOles
.
Visit Our Bio Link :
.
コメント